Dokumen intelijen AS: Pangeran Saudi perintahkan pemberontak Suriah serang Damaskus
Senang777 News - Dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) mengungkapkan Pangeran Arab Saudi Salman bin Sultan yang merupakan putra dari Raja Salman bin Abdulaziz al Saud, memerintahkan langsung pemberontak Suriah melancarkan serangan pada Maret 2013 lalu di Ibu Kota Damaskus. Laporan dari dokumen intelijen AS ini diperoleh laman the Intercept dan dirilis dua hari lalu. Pangeran Salman bin Sultan saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Saudi.
Serangan ke Damaskus itu dikatakan sebagai penanda tahun kedua konflik di Suriah. Dokumen itu berasal dari arsip diperoleh Edward Snowden, mantan pegawai NSA yang jadi pembocor informasi intelijen AS.
"Salman menyediakan bahan peledak dan persenjataan lainnya untuk diberikan kepada pasukan pemberontak lalu memerintahkan mereka untuk "meledakkan" Damaskus dan "meratakan" wilayah tersebut," demikian isi dokumen NSA, dikutip dari Agen Poker Online, Kamis (26/10).
Menurut laporan dari Poker Online, pemberontak Suriah melakukan aksi serangan berupa penembakan bom mortir ke Istana Kepresidenan, Bandara Internasional Damaskus, dan gedung-gedung keamanan lain.
"Kelompok pemberontak menembakkan sejumlah mortir berkaliber 120 milimeter dalam operasi gabungan yang dikoordinasikan dengan pasukan yang beroperasi di Damaskus," demikian pernyataan dari oposisi Suriah.
Namun klaim tersebut tidak bisa diverifikasi kebenarannya sebab ada pembatasan wartawan di Suriah.
Laporan Intercept juga menyatakan pemerintah Saudi ingin menggulingkan rezim Presiden Basyar al-Assad dan Salman adalah salah satu orang yang bisa melaksanakan misi tersebut karena dia merupakan pejabat penting yang bertanggung jawab mengatur perang di Suriah.
Selain itu, menurut sumber terpercaya Poker Online dalam dokumen itu juga dikatakan intelijen Amerika Serikat tahu tentang serangan tersebut beberapa hari sebelum diluncurkan.
Meski tidak diketahui siapa yang menerima senjata tersebut dari orang Saudi, namun video serangan yang diunggah oleh oposisi menunjukkan kelompok berbeda yang mengidentifikasi mereka sebagai faksi yang berbeda dari tentara oposisi Pembebasan Suriah (FSA).
Komandan pemberontak yang diidentifikasi sebagai anggota FSA juga dilaporkan terlihat di kamera dan mengatakan serangan tersebut dilakukan sebagai penanda peringatan tahun kedua revolusi Suriah, serupa dengan hal yang dikatakan pangeran Saudi.
Post a Comment