Pasca gempa 6,5 SR, warga Blang Baro masih tidur di tenda darurat
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYspt7rxIXGG2WJ61dI-SnH7aOn8v_jv-uZaIpsEcZdy2PN8AqzDsTg68nfUi4x3WdiPQX4Gb7RbBJmSLGkaaCyc56WORHCj4jLC6IEYtIzHUO94UIxXQ774CNmS07CVt3geNj4HHV_mEB/s640/pasca-gempa-65-sr-warga-blang-baro-masih-tidur-di-tenda-darurat.jpg)
Hingga hari kelima pasca gempa, sejumlah pengungsi korban gempa di Pidie Jaya masih tinggal di tenda darurat. Tenda mereka hanya terbuat dari terpal dan penyangga kayu atau bambu seadanya.
Seperti pengungsi di Gampong Blang Baro, Kecamatan Bandar Baru jarak sekitar 3 km dari jalan raya, masih tidur di bawah tenda darurat. Belum ada tenda bantuan dari pemerintah.
Meskipun ada sebagian warga lainnya memilih mengungsi depan halaman rumah masing-masing. Mereka juga masih menggunakan tenda darurat yang terbuat dari terpal.
Kondisi yang sama juga di Gampong Kuta Pangwa, Kecamatan Trienggadeng yang sama. Semua pengungsi masih berada di tenda darurat. Sedangkan pengungsi yang sudah ada tenda yang layak, lebih banyak yang berada di pinggir jalan.
"Selain pakaian, selimut dan makanan bayi, kami sangat membutuhkan tenda yang bagus," kata warga Gampong Blang Baro, Sakdiah (30), Minggu (11/12).
Menurutnya, bila masih menggunakan tenda darurat ini. Bila lagi matahari panas, ia merasa kasihan dengan bayinya yang masih berusia 20 hari, karena kepanasan.
"Malam bisa dingin bayi, untungnya belum hujan," jelasnya.
Ia berharap, pemerintah bisa segera menyalurkan bantuan berupa tenda. Karena di lokasi ia mengungsi ada beberapa bayi, yang membutuhkan tempat berteduh yang lebih baik sedikit.
Adapun kondisi Gampong Blang Baro, 50 persen rumah terutama yang terbuat dari beton ambruk. Bahkan ada yang tak dapat dipergunakan lagi, seperti milik Sakdiah yang sudah rata dengan tanah.
Post a Comment