Tips kelola keuangan dari uang beasiswa saat hidup di luar negeri
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxhmmW_2jYKlqhEn2oQkgsDXBiA7Xyls_XewNhBb1W8BGc_VweoiJDSJw3yE2Q-wfTRi8VbYG6K-ytg5z0Qh-NyNgFZIH7UheHNI_umqPvD7JHSfWjvtAi8j_274K6QmHNJfv0syHigr3a/s640/tips-kelola-keuangan-dari-uang-beasiswa-saat-hidup-di-luar-negeri.jpg)
Menempuh pendidikan di luar negeri tentu menjadi salah satu cita-cita dalam kehidupan tiap orang. Pemerintah sendiri telah memfasilitasi bantuan untuk putra putri bangsa meraih cita cita dengan membentuk lembaga pengelola beasiswa, Lembaga Pengelola Dana Keuangan (LPDP).
Namun, hidup di luar negeri tentu akan berbeda dari Indonesia, seperti dalam aspek biaya hidup. Apalagi jika sekolah tujuan berada di negara maju di mana biaya hidup bisa sangat tinggi.
Salah satu alumni LPDP, Andi Sulasikin, menceritakan bagaimana dirinya mengatur keuangan selama menjalani masa kuliah di Universitas Nijmegen, Belanda. Dia mengatakan selama masa studi, dana beasiswa yang diberikan oleh pemerintah masih bisa digunakan untuk menabung dan pelesiran ke luar Belanda.
"Kalau untuk beasiswa yang diterima peserta LPDP itu, lumayan jumlahnya. Cukup untuk kehidupan sehari-hari selama studi di sana bahkan masih cukup untuk ditabung. Dengan syarat penerima beasiswa mengatur dengan baik keuangannya," ujar Andi Di Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu (4/1).
Alumni Sarjana Teknik Informatika Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) Bandung tersebut menuturkan manajemen keuangan merupakan hal yang paling utama ketika kuliah di luar negeri. Para penerima beasiswa harus kreatif memanfaatkan semua fasilitas di lingkungannya.
"Misalnya kalau tempat tinggal atau apartemen, kita bisa cari yang standar dengan harga 300-400 EUR. Kalau untuk transport, kita bisa gunakan sepeda. Karena di sana banyak juga yang ke kampus pakai sepeda," ujarnya.
Untuk makanan, Belanda merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sekali jenis bumbu. Sehingga, para pelajar yang datang dari luar negeri tetap bisa memasak masakan asal daerahnya. Selain itu, harga bahan makanan di Belanda juga tergolong murah.
"Di Belanda banyak sekali jenis bumbu. Kita bisa dapat bumbu rendang, soto atau makanan lainnya. Bahan makanan di sana juga standar. Seperti telur satu rak isi 30 hanya Rp 45.000. 1 papan tempe hanya Rp 15.000. Kalau beras 5 EUR kita dapat 5 Kg," ujarnya.
Andi mengatakan, dengan semua rincian tersebut, dirinya bersama mahasiswa lainnya masih dapat melakukan perjalanan ke luar negeri dengan cara memanfaatkan tiket promo. "Kalau masih punya dana, kita biasanya cari tiket promo keluar negeri misalnya ke Roma. Dengan keluar negeri pengetahuan kita juga akan bertambah," ujarnya.
LPDP, sejak 2013, telah memberikan beasiswa kepada 16.293 generasi muda Indonesia. Di mana hingga 2016, alumni LPDP telah mencapai 2.051 orang.
Post a Comment