Setelah Jerman, Erdogan panggil negara ini sisa-sisa Nazi
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDsJlXs96K2sYBrCub0jpZiCudsaKNLfytR5Cc77ejqkxDNuOF9AOy77ta-8jpoiqZre7c9_z5K9PANs5D4HC1lBOfzCqhgbm_no5I49ktzUjf5dd02V9jCKzE6jiHKtddSRpBO5EaAob-/s640/setelah-jerman-erdogan-panggil-negara-ini-sisa-sisa-nazi.jpg)
Tindakan tegas Belanda melarang aktivitas politik yang dilakukan Turki di negaranya berbuah kecaman. Presiden Recep Tayyip Erdogan langsung menyebut negeri Kincir Angin ini sebagai negara bekas Nazi dan fasis.
Dilansir Independent, Sabtu (11/3), amarah Erdogan muncul ketika Belanda memutuskan menarik kembali izin yang membawa menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk mendarat. Kedatangannya adalah untuk mensosialisasikan perubahan konstitusi yang bisa menambah kekuasaan eksekutif Erdogan.
"Di sana negara Nazi, ada fasis, di mana pesawat-pesawatnya tidak akan mendarat lagi di Turki," ucap Erdogan penuh emosi.
Pemerintah Belanda beralasan tidak diberikannya izin dilakukan untuk menjaga negerinya dari resiko gangguan ketertiban publik dan keamanan, yang bisa terjadi akibat kedatangan Cavusoglu ke Rotterdam. Namun Turki langsung menampik alasan tersebut.
"Banyak warga Belanda dengan latar belakang Turki mendapatkan kesempatan untuk memilih dalam referendum atas konstitusi Turki. Pemerintah Belanda tidak menentang pertemuan itu dalam negara kami dalam menginformasikan pemilihan itu," demikian pernyataan pemerintah Belanda.
"Akan tetapi, pertemuan itu tidak dibolehkan untuk menghasilkan ketegangan dalam masyarakat kami dan siapapun yang ingin menggelar pertemuan wajib mengikuti instruksi pemerintah, sehingga ketertiban publik dan keamanan bisa dijamin."
Jauh sebelum kedatangan Cavusoglu, Belanda telah mengupayakan agar pertemuan itu tetap berjalan dalam skala kecil untuk digelar di kantor konsulat atau kedutaan. tetapi hal itu akan berakhir dengan ancaman sanksi.
"Atas alasan itu Belanda memutuskan menarik hak untuk mendarat. Belanda meminta maaf atas kejadian tersebut dan berharap dapat berdialog langsung dengan Turki."
Sementara Cavusoglu terlanjur marah atas dihadang untuk menghadiri rangkaian acara jelang referendum oleh pemerintah Rotterdam. Dia juga menuding pemerintah Rotterdam menjadikan warga Turki sebagai sandera.
"Mereka bukan tawanan anda," ujarnya dalam wawancara dengan televisi CNN Turk.
Cavusoglu menyatakan Belanda menolak memberikan izin untuk terbang ke Rotterdam, dia mengancam akan membalasnya dengan menjatuhkan sanksi keras di bidang ekonomi dan politik.
Sebutan Nazi sudah dua kali diucapkan Erdogan. Jerman menjadi negara pertama yang disebut begitu akibat negara itu melarang aksi unjuk rasa damai yang dilakukan warga Turki.
Post a Comment