Garuda Indonesia hapus posisi direktur operasi, ini kata Menhub Budi
Kementerian BUMN melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) baru saja merombak direksi PT Garuda Indonesia. Selain itu, kementerian juga menghapus posisi direktur operasional.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik keputusan Kementerian BUMN tersebut. Menurut Budi, nomenklatur perusahaan yang meniadakan posisi direktur operasional sudah mengikuti kaedah internasional.
"Saya sudah bahas, nomenklaturnya ikut ketentuan internasional. Nanti ada chief officer yang menangani operasi dan maintenance(pemeliharaan), dan itu positif sekali," ujar Menhub Budi di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (14/4) malam.
Namun demikian, Budi meminta kepada PT Garuda Indonesia untuk segera menunjuk seseorang yang nantinya akan bertanggung jawab dalam operasional dan maintenance tersebut. Sebab, kedua posisi ini dalam dunia penerbangan sangatlah penting.
"Mereka itu kalau di tempat masak, seperti koki. Kalau itu kan kerasa koki-nya. Masakannya enak atau enggak. Ini chief officer operasi dan pemeliharaan juga seperti itu."
Dalam pandangan Budi, penunjukan chief officer operasi dan maintenance membutuhkan waktu sekitar satu minggu. "Sudah disampaikan tapi kita butuh 5 sampai 7 hari untuk memastikan siapa namanya. Tapi saya gembira Garuda mengatakan prinsipnya begitu."
Sebelumnya, Deputi BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Gatot Trihargo mengatakan, posisi direktur operasi dan teknik pemeliharaan digabung menjadi satu di bawah pengawasan direktur produksi yang dijabat Puji Nur Handayani.
Selanjutnya, direktur produksi akan membawahi dua posisi, yakni Chief of Operations dan Chief of Maintenance yang dipimpin masing-masing seorang pilot.
Post a Comment