Header Ads

Penambang liar bunuh 10 orang suku terasing di Amazon


AGEN POKER ONLINE - Sepuluh orang suku terasing di Negara Bagian Amazon, Brasil, dikabarkan dibantai oleh penambang emas ilegal. Hal ini membuktikan pemerintah Brasil tidak berkomitmen melindungi suku terpencil dan kawasannya yang dirambah oleh kegiatan ilegal.

Dilansir dari laman Independent, Sabtu (16/9), pembantaian itu terjadi di Sungai Jandiatuba, kawasan Vale do Javari, dekat dengan perbatasan Kolombia. Daerah itu memang dianggap belum terjamah karena medannya sulit dilalui. Maka dari itu diduga masih banyak sejumlah suku terasing bermukim di daerah itu.

Insiden pembantaian itu ditulis rinci dalam sebuah dokumen milik Yayasan Suku Terasing Nasional Brasil (Funai). Mereka menyatakan para penambang emas ilegal membantai sepuluh anggota suku 'Flecheiros' (pemanah), termasuk perempuan dan anak-anak, pada Agustus lalu. Funai menyatakan kesepuluh anggota suku terasing itu sedang mencari bahan makanan berupa telur penyu di sepanjang garis sungai. Mereka kemudian bertemu dengan penambang emas ilegal.

"Para penambang ilegal beralasan saat itu mereka tidak punya pilihan. Membunuh atau terbunuh," kata Koordinator Funai, Leila Silvia Burger Sotto-Maior.

Leila menyatakan, setelah membunuh para penambang lantas kembali ke kota terdekat. Di sana mereka menceritakan kalau sudah membantai sepuluh orang suku terasing. Lantas kabarnya menyebar dan para penambang itu ditangkap.

"Mereka sangat jumawa. Malah mereka membual sudah memotong tubuh korban dan membuangnya ke sungai," kata Leila.

Sayangnya, lanjut Leila, agak sulit menjerat pelaku lantaran hingga saat ini belum ditemukan bukti soal pembantaian itu. Meski demikian, laporan dari Funai sudah sampai ke tangan jaksa penuntut umum federal Brasil, Pablo Luz de Beltrand. Pablo menyatakan laporan itu sedang diusut.

"Kami sedang menyelidiki, tetapi kawasan itu sangat luas dan aksesnya sulit. Suku terasing ini sulit ditemui, bahkan Funai cuma punya sedikit informasi soal mereka. Jadi ini pekerjaan sulit dan butuh kerjasama dari seluruh lembaga pemerintah," kata Pablo.

Pablo menyatakan kalau laporan soal pembunuhan terhadap suku terasing juga terjadi pada Februari lalu, dan perkara itu masih berjalan.

Perwakilan lembaga Dewan Misionaris Suku Terasing Brazil, Gilderlan Rodrigues, menyatakan pemerintah sepertinya memang tidak pernah serius melindungi suku terasing. Sebab, lanjut dia, pemerintah Brasil lebih tunduk kepada kepentingan bisnis.

"Mereka ingin membuka lahan suku terasing," ujar Gilderlan.

Peneliti suku terasing dari Universitas Reconcavo da Bahia, Profesor Felipe Milanez, menyatakan dalam situasi seperti itu, jejak korban dan bukti pembantaian sangat sulit ditemukan. Sebab kawasan Amazon sangat luas.

Beberapa tahun belakangan, sebagian lahan suku terasing di kawasan Amazon seluas lebih dari 85 ribu kilometer persegi dirambah oleh penambang ilegal dan pembalak kayu liar. Jumlahnya pun semakin bertambah. Para sindikat narkoba juga menggunakan jalur sungai buat menyelundupkan kokain impor dari Peru. Akibatnya, konflik sengketa lahan kerap terjadi antara suku terasing dan perambah liar. 

No comments

Powered by Blogger.