Polisi bekuk komplotan penipu kartu kredit modus beri diskon belanja
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAgg8VGRdO06IqQF7oTYM1nVDW1G-6kc6ULCAMTmEroxn76TFo5l3Y9WSp4niWTPRUga6tQnkN43j-fuuHWJlge8ZZM9yW-QHpo84D7DCZ8U95mnXzqx5ZfIeLBqMqBhC6a_QcwZQ0EZuv/s640/polisi-bekuk-komplotan-penipu-kartu-kredit-modus-beri-diskon-belanja.jpg)
Komplotan penipuan kartu kredit dicokok petugas Polresta Depok. Modusnya adalah memberikan bonus dan diskon belanja besar. Komplotan ini memiliki latar belakang sebagai pekerja di perusahaan jasa keuangan sebelumnya sehingga sudah memiliki data konsumen.
Salah satu tersangka yaitu Prasetyo menuturkan peranan dirinya adalah berpura-pura sebagai manager. Dia yang bertugas menelpon orang-orang kaya dan menawarkan peningkatan kartu kredit. Sri Widiastuti menjadi pengumpul database nasabah kartu kredit. Sedangkan, Kurniawan sebagai penyedia fasilitas serta Periyanto dan Gapur sebagai kurir pengantar kartu reward.
"Setelah saya telepon baru teman saya datang ke rumahnya," katanya, Rabu (12/4).
Korban diiming-iming ikut program Eksklusif Card. Daya tariknya adalah diberikan diskon belanja besar. Kendati perusahaannya adalah perusahaan fiktif namun dengan kepiawaian merayu jadi banyak yang percaya. "Setelah itu rumahnya kami datangi untuk persetujuan," tandasnya.
Yang bertugas ke rumah korban adalah Periyanto dan Gapur. Mereka membawa mesin Electronic Data Capture (EDC) untuk menggesek kartu kredit korban.
"Jadi, kami minta kartu kredit asli sebagai syarat untuk mengaktifkan eksklusif card yang kami berikan. Padahal kawan saya tanpa sepengetahuan korban menggesek sejumlah nominal dari kartu kredit itu," tukasnya.
Dari satu korban biasanya mereka menggesek jutaan rupiah. Total kerugian korban mencapai Rp 40 juta. "Uang itu buat kebutuhan sehari-hari. Pembagiannya, leader dapet 15 persen, kurir 15 persen, marketing/database 20 persen, yang punya mesin 15 persen, terus yang nyiapin fasilitas 35 persen," pungkasnya.
Post a Comment