Bakal dideportasi China, 8 pembelot Korut harus siap hadapi hukuman
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimgF8Et5Z9nEPRt-NV6Grj8UVgLtsmfJLj2nF2ErX1zYUl5NUBZurU7OTAg5qg9cde1nvQSADQD9aNYcLHXwWgUuhPdRzELtaRQSXouYapojHGCzYqaBCcmo65IHbwesYyRRWD4Zj-7IQR/s640/bakal-dideportasi-china-8-pembelot-korut-harus-siap-hadapi-hukuman.jpg)
Sebanyak delapan pembelot Korea Utara di China harus menghadapi repatriasi usai ditangkap kepolisian Negeri Tirai Bambu bulan lalu. Hal tersebut diungkapkan kelompok pemerhati hak asasi manusia dan seorang pastor yang mendampingi para pembelot tersebut.
Otoritas pemerintah China menangkap delapan warga Korut pertengahan Maret saat melakukan pengecekan acak di wilayah timur laut.
Dilansir dari Asian Correspondent, Senin (24/4), pemulangan pembelot Korut ini karena kesal atas tekanan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang meminta Beijing berbuat lebih untuk Pyongyang. Hal ini dilakukan Trump agar Korut menghentikan program misil dan nuklir mereka.
"Banyak kabar beredar jika Kim Jong-un (pemimpin Korut) rutin menyiksa mereka (pembelot) yang dikembalikan ke negaranya. Mereka dijadikan subjek kekerasan seksual, buruh paksa dan bahkan bisa lebih buruk dari itu," tutur direktur Human Rights Watch untuk Asia, Phil Robertson.
Robertson mengatakan China seharusnya tidak usah melakukan deportasi, terlebih mereka adalah pembelot. Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri telah mengatakan kepada China untuk tidak perlu mengembalikan para pembelot ke Korut, mengingat mereka akan menghadapi perlakukan kasar dan bahkan kemungkinan tewas di tangan pemimpinnya.
Sementara itu, Beijing menyebutkan pembelot Korut merupakan imigran ilegal yang kabur dari negaranya karena alasan ekonomi. Korut sendiri menyebut para pembelot kriminal.
Delapan pembelot Korut itu berada di Kota Shenyang, di mana polisi lalu lintas menghentikan kendaraan mereka dan membawanya ke kantor polisi karena tidak memiliki dokumen yang valid.
"Para pembelot Korut ini juga mengirimkan video minta tolong melalui bantuan seorang pastor kepada Donald Trump dan Xi Jinping," pungkas Robertson.
Post a Comment